Kamis, 22 Oktober 2015

Tinjauan Pustaka Keseimbangan Lini

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1       Pengertian Keseimbangan Lini
            Keseimbangan lini merupakan penyeimbangan penugasan elemen-elemen tugas dari suatu assembly line ke work stations untuk meminimumkan banyaknya work station dan meminimumkan total harga idle time pada semua stasiun untuk tingkat output tertentu, yang dalam penyeimbangan tugas ini, kebutuhan waktu atau unit produk yang dispesifikasikan untuk setiap tugas dan hubungan sekuensial harus dipertimbangkan. Dapat pula dikatakan bahwa keseimbangan lini sebagai suatu teknik untuk menentukan product mix yang dapat dijalankan oleh suatu assembly line untuk memberikan fairly consistent flow of work melalui assembly line itu pada tingkat yang direncanakan.
Lintasan produksi merupakan suatu urutan proses pengerjaan yang diperlukan untuk memproduksi suatu barang atau jasa. Suatu lintasan produksi, jumlah total kerja yang dilakukan pada lintasan harus dipecahkan ke dalam elemen-elemen kerja yang ditetapkan pada stasiun kerja sehingga kerja dapat dilakukan pada sebuah rangkaian fleksibel atau dapat dilakukan dengan mudah.
Assembly line merupakan bagian dari lini produksi yang berupa perakitan material dimana materialnya beragerak kontinyu dengan rata-rata laju kedatangan material berdistribusi seragam melewati stasiun kerja dan bertujuan merakit material menjadi sub assembly untuk kemudian menjadi sebuah produk jadi atau dengan pengertian yang lain adalah sekelompok orang dan mesin yang melakukan tugas-tugas sekuensial dalam merakit suatu produk. Dalam lini perakitan terdapat dua masalah pokok yaitu penyeimbangan stasiun kerja dan penyeimbangan lini perakitan agar dapat beroperasi secara kontinyu.
Pemecahkan masalah diatas digunakanlah metode keseimbangan lini untuk memperoleh suatu arus produksi yang lancar dalam rangka memperoleh utilitas yang tinggi atas fasilitas, tenaga kerja, dan peralatan melalui penyeimbangan waktu kerja antar work station, dimana setiap elemen tugas dalam suatu kegiatan produk dikelompokkan sedemikian rupa dalam beberapa stasiun kerja yang telah ditentukan sehingga diperoleh keseimbangan waktu kerja yang baik dan mengurangi idlle time. Idle time itu sendiri adalah waktu dimana operator atau sumber-sumber daya seperti mesin, tidak menghasilkan produk karena set up, perawatan (maintenance), kekurangan material, kekurangan perawatan, atau tidak dijadwalkan.

2.2       Tujuan Keseimbangan Lini
            Tujuan keseimbangan lini adalah untuk memperoleh suatu arus produksi yang lancar dalam rangka memperoleh utilisasi yang tinggi atas fasilitas, tenaga kerja, dan peralatan melalui penyeimbangan waktu kerja antar work station, dimana setiap elemen tugas dalam suatu kegiatan produk dikelompokkan sedemikian rupa dalam beberapa stasiun kerja yang telah ditentukan sehingga diperoleh keseimbangan waktu kerja yang baik. Permulaan munculnya persoalan keseimbangan lini berasal dari ketidak seimbangan lintasan produksi yang berupa adanya work in process pada beberapa workstation, sedangkan tujuan dari lintasan produksi yang seimbang adalah sebagai berikut.
1.  Menyeimbangkan beban kerja yang dialokasikan pada setiap workstation sehingga setiap workstation selesai pada waktu yang seimbang dan mencegah terjadinya bottle neck (bottle neck adalah suatu operasi yang membatasi output dan frekuensi produksi).
2.        Menjaga agar pelintasan perakitan tetap lancar dan berlangsung terus menerus.
3.        Meningkatkan efisiensi atau produktifitas.
Prosedur keseimbangan lini bertujuan untuk meminimalkan harga balance delay dari lintasan untuk nilai waktu siklus yang ditetapkan. Jumlah ini diharapkan akan bisa pula meminimalkan jumlah stasiun kerja. Prosedur dasar yang dilaksanakan adalah dengan menambahkan elemen-elemen aktivitas dengan setiap stasiun kerja sampai jumlahnya mendekati sama, tetapi tidak melebihi harga waktu siklus. Biasanya akan dijumpai hambatan-hambatan dari elemen-elemen aktivitas yang ditempatkan dalam suatu stasiun kerja. Untuk itu yang terpenting ialah tetap memperhatikan the precedence constsraint. Precedence constraint (atau bisa diistilahkan dengan ketentuan hubungan suatu aktivitas untuk mendahului aktivitas lain) bisa digambarkan dalam bentuk precedence diagram, dimana secara sederhana diagram ini akan bisa dimanfaatkan sebagai prosedur dasar untuk mengalokasikan elemen-elemen aktivitas.

2.3       Permasalahan dan Pemecahan Masalah Keseimbangan Lini
Dua permasalahan penting dalam penyeimbangan lini, yaitu penyeimbangan antara stasiun kerja (work station) dan menjaga kelangsungan produksi di dalam lini perakitan. Adapun tanda-tanda ketidakseimbangan pada suatu lintasan produksi, yaitu:
1.        Stasiun kerja yang sibuk dan waktu menganggur yang mencolok.
2.        Adanya produk setengah jadi pada beberapa stasiun kerja.
Terdapat 10 langkah pemecahan masalah keseimbangan lini. Kesepuluh langkah pemecahan masalah keseimbangan lini adalah sebagai berikut.
1.        Mengidentifikasi tugas-tugas individual atau aktivitas yang akan dilakukan.
2.        Menentukan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap tugas itu.
3.        Menetapkan precedence constraints, jika ada yang berkaitan dengan setiap tugas.
4.        Menentukan output dari assembly line yang dibutuhkan.
5.        Menentukan waktu total yang tersedia untuk memproduksi output.
6.   Menghitung cycle time yang dibutuhkan, misalnya waktu diantara penyelesaian produk yang dibutuhkan untuk penyelesaian output yang diinginkan dalam batas toleransi dari waktu (batas waktu yang diizinkan).
7.        Memberikan tugas-tugas pada pekerja dan/ atau mesin.
8.  Menetapkan minimum banyaknya stasiun kerja (work stations) yang dibutuhkan untuk memproduksi output yang diinginkan.
9.        Menilai efektivitas dan efisiensi dari solusi.
10.   Mencari terobosan-terobosan untuk untuk perbaikan proses terus-menerus (continuous process improvement ).
Permasalahan keseimbangan lini dapat diselesaikan dengan beberapa metode. Metode-metode yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah dalam keseimbangan lini, yaitu:
1.        Metode heuristik
Metode yang berdasarkan pengalaman, intuisi atau aturan-aturan empiris untuk memperoleh solusi yang lebih baik daripada solusi yang telah dicapai sebelumnya. Metode-metode heuristik yang digunakan untuk pemecahan masalah keseimbangan lini, yaitu:
a.    Ranked Positional Weight atau Hegelson and Birine
b.    Kilbridge`s and Waste atau Region Approach
c.    Large Candidate Rule
d.   Al  Arcu`s
2.        Metode analitik atau matematis
Metode penggambaran dunia nyata melalui simbol-simbol matematis  berupa persamaan dan pertidaksamaan.
3.        Metode simulasi
Metode simulasi merupakan metode yang meniru tingkah laku sistem dengan mempelajari interaksi komponen-komponennya karena tidak memerlukan fungsi-fungsi matematis secara eksplisit untuk merelasikan variabel-variabel sistem, maka model-model simulasi ini dapat digunakan untuk memecahkan sistem kompleks yang tidak dapat diselesaikan secara matematis. Metode-metode simulasi yang digunakan untuk pemecahan masalah line balancing, yaitu:
a.    CALB (Computer Assembly Line Balancing or Computer Aided Line Balancing)
b.    ALPACA (Assembly Line Balancing and Control Activity)
c.    COMSAL (Computer Method or Saumming Operation for Assemble)
Terdapat beberapa istilah yang biasa digunakan dalam keseimbangan lini. Berikut ini adalah beberapa istilah yang digunakan dalam keseimbangan lini yang dapat dijelaskan sebagai berikut.
1.        Precedence diagram
Precedence diagram merupakan gambaran secara grafis dari urutan operasi kerja, serta ketergantungan pada operasi kerja lainnya yang tujuannya mempermudahkan pengontrolan dan perencanaan kegiatan yang terkait di dalamnya.
2.        Perakitan produk (assemble product)
Perakitan produk adalah produk yang melewati urutan stasiun kerja dimana tiap stasiun kerja memberikan proses tertentu hingga selesai menjadi produk akhir pada perakitan akhir.
3.        Elemen kerja (work element)
Work element atau elemen kerja merupakan bagian dari seluruh proses perakitan yang dilakukan.
4.        Waktu operasi
Waktu operasi adalah waktu standar untuk menyelesaikan suatu operasi.
5.        Waktu siklus (CT)
Waktu siklus merupakan waktu yang diperlukan untuk membuat satu unit produk per satu stasiun. Apabila waktu produksi dan target produksi telah ditentukan, maka waktu siklus dapat diketahui dari hasil bagi waktu produksi dan target produksi.
6.        Stasiun kerja (work station)
Stasiun kerja adalah tempat pada lini perakitan dimana proses perakitan dilakukan. Jumlah stasiun kerja efisien dapat ditetapkan dengan rumus berikut:
7.        Efisiensi stasiun kerja
Efisiensi work station digunakan untuk mengetahui persentase perbandingan antara total waktu dalam work station dengan cycle time. Berikut ini rumus yang digunakan (Binus, 2015).
6.    Waktu stasiun kerja (ST)
Waktu stasiun kerja adalah jumlah waktu dari elemen kerja yang dilakukan pada suatu stasiun kerja yang sama.
8.        Waktu Menganggur (Idle Time)
Waktu menganggur atau idle time merupakan selisih (perbedaan) antara waktu siklus (CT) dan waktu stasiun kerja (ST).
9.        Efisiensi lintasan produksi (line efficiency)
Line efficiency adalah rasio dari total waktu di stasiun kerja dibagi dengan waktu siklus dikalikan jumlah stasiun kerja. Berikut ini merupakan rumus yang diterapkan
10.    Balance delay
Balance delay digunakan untuk mengetahui seberapa besar waktu menganggur dalam suatu lintasan produk. Berikut ini rumus yang digunakan.
11.    Indeks penghalusan (smoothness Index)
Indeks penghalusan adalah suatu indeks yang menunjukan kelancaran relatif dari penyeimbangan lini perakitan tertentu. Berikut adalah rumus untuk menghitung indeks penghalusan.
12.    Keluaran produksi
Output produksi adalah jumlah waktu efektif yang tersedia dalam suatu periode dibagi dengan waktu siklus.


0 komentar:

Posting Komentar