Assalamu'alaikum Wr. Wb.
1. Sejarah Filsafat
Filsafat berasal
dari bahasa Yunani (philosophia), philos artinya cinta dan sophos
artinya kebijaksanaan, pengetahuan. Filsafat adalah cinta akan kebijaksanaan.
Sesuai tradisi, Pythagoras atau Socrates yang mula-mula menyebut
diri “philosophus”, yaitu sebagai protes terhadap kaum “sophist”,
kaum terpelajar pada waktu itu yang menamakan dirinya ”bijaksana” padahal
kebijaksanaan mereka itu adalah semu belaka.
Awal
perkembangan filsafat, filsafat meliputi seluruh jenis ilmu pengetahuan. Pada
masa ini pengetahuan belum terpecah-pecah dan
terspesialisasi. Namun pada masa Renaissannce abad ke 17 dan sesudahnya,
ilmu pengetahuan mengalami perkembangan yang luar biasa sehingga memisahkan
diri dari filsafat. Setelah filsafat pecah menjadi berbagai disiplin ilmu,
aktivitas filsafat tidak mati, tetap hidup dengan corak baru sebagai ilmu
istimewa yang mencoba memecahkan masalah yang tidak terpecahkan oleh jangkauan
ilmu.
2 Filsafat Ilmu
Pengetahuan
Filsafat ilmu
adalah bagian dari filsafat pengetahuan atau sering juga disebut epistimologi.
Epistimologi berasal dari bahasa Yunani yakni episcmc yang
berarti knowledge, pengetahuan dan logos yang berarti teori.
Istilah ini pertama kali dipopulerkan oleh J.F. Ferier tahun 1854 yang membuat
dua cabang filsafat yakni epistemology dan ontology (on = being,
wujud, apa + logos = teori), ontology (teori tentang apa). Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa filsafat ilmu adalah dasar yang menjiwai
dinamika proses kegiatan memperoleh pengetahuan secara ilmiah. Ini berarti
bahwa terdapat pengetahuan yang ilmiah dan tak-ilmiah. Adapun yang tergolong
ilmiah ialah yang disebut ilmu pengetahuan atau singkatnya ilmu saja, yaitu
akumulasi pengetahuan yang telah disistematisasi dan diorganisasi sedemikian
rupa, sehingga memenuhi asas pengaturan secara prosedural, metologis, teknis,
dan normatif akademis. Dengan demikian teruji kebenaran ilmiahnya sehingga
memenuhi kesahihan atau validitas ilmu, atau secara ilmiah dapat
dipertanggungjawabkan.
Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, pengetahuan berarti segala sesuatu yg
diketahui; kepandaian: atau segala sesuatu yg diketahui berkenaan dengan hal
(mata pelajaran). Adapun pengetahuan menurut beberapa ahli adalah:
1.
Menurut
Pudjawidjana (1983), pengetahuan adalah reaksi dari manusia atas rangsangannya
oleh alam sekitar melalui persentuhan melalui objek dengan indera dan
pengetahuan merupakan hasil yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan
sebuah objek tertentu.
2.
Menurut
Ngatimin (1990), pengetahuan adalah sebagai ingatan atas bahan-bahan yang telah
dipelajari dan mungkin ini menyangkut tentang mengikat kembali sekumpulan bahan
yang luas dari hal-hal yang terperinci oleh teori, tetapi apa yang diberikan
menggunakan ingatan akan keterangan yang sesuai.
3.
Menurut
Notoatmodjo (2007), pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini
setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telingan.
Dari beberapa
pengertian pengetahuan di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan merupakan
segala sesuatu yang diketahui yang diperoleh dari persentuhan panca indera
terhadap objek tertentu. Pengetahuan pada dasarnya merupakan hasil dari proses
melihat, mendengar, merasakan, dan berfikir yang menjadi dasar manusia dan
bersikap dan bertindak. Partanto Pius dalam kamus bahasa indonesia (2001)
pengetahuan dikaitkan dengan segala sesuatu yang diketahui berkaitan dengan
proses belajar.
Ilmu
Pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan
meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu
memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian
ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Ilmu bukan
sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan
berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan
seperangkat metode yang diakui dalam
bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena
manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya.
Ilmu pengetahuan adalah produk dari istemologepi
Contoh:
1.
Ilmu
Alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi ke dalam hal yang
bahani (materiil saja). Ilmu-ilmu alam menjawab pertanyaan tentang berapa jarak
matahari.
2.
Ilmu
psikologi hanya bisa meramalkan perilaku manusia jika lingkup pandangannya
dibatasi ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang konkret. Ilmu psikologi
menjawab apakah seorang pemudi cocok menjadi perawat.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
==========================================================================
Sumber:
1.
http://rifkaputrika.wordpress.com/2013/03/29/iad/
2.
http://defrinal-karuniaillahi.blogspot.com/2009/11/sejarah-filsafat-ilmu-pengetahuan.html
3.
http://wisnuwardhanapls.blogspot.com/2012/08/sejarah-perkembangan-filsafat-dan-ilmu.html